Deontay Wilder Berniat Membunuh Tyson Fury

Pernyataan mengejutkan muncul dari petinju kels berat Deontay Wilder, yang mengaku ingin membunuh Gypsy King di ring

topmetro.news – Pernyataan mengejutkan muncul dari petinju kels berat Deontay Wilder, yang mengaku ingin membunuh Gypsy King di ring. Ancaman itu terlontar, sekaligus merupakan tantangan Wilder kepada Tyson Fury untuk bertarung kembali untuk yang keempat kalinya.

Sebelumnya, petinju asal Amerika itu tidak pernah menang setelah tiga kali melawan Orang Inggris tersebut. Bahkan Wilder sampai kehilangan gelar WBC-nya.

Namun Wilder belum kapok. Petinju tersebut masih menginginkan kesempatan lain.

Pertarungan pertama antara keduanya berlangsung pada Bulan Desember 2018 dan berakhir imbang. Kemudian menyusul duel kedua, di mana Fury menyudahi perlawanan Wilder setelah tim corner melemparkan handuk.

Pada pertandingan terakhir atau yang ketiga, terjadi pertarungan dramatis. Saat itu Fury sempat dua kali mengalami knockdown. Tetapi kemudian bangkit untuk meraih kemenangan knockout.

Saat itu Wilder beralasan, bahwa kekalahannya akibat kostumnya yang berat. Ia juga menuding sarung tangan Fury berisi benda keras. Bahkan Wildr sampai memecat pelatihnya.

Soal kekalahan yang menurutnya berbau kecurangan, Wilder menegaskan tidak akan memaafkannya. “Aku tidak memaafkan kecurangan seperti itu. Aku tahu itu, apa pun yang orang katakan. Orang -orang dan analis mengatakan, ‘Jika ia memiliki sesuatu di sarung tangannya, mengapa Anda tidak pergi ke pihak berwenang?'” sebutnya.

Dan menurut Wilder, daripada pergi ke pihak berwenang, lebih baik ia menyelesaikannya sendiri. “Saya memiliki kesempatan untuk melepaskan energi saya sendiri dan meletakkan tangan saya di atasnya. Dan kemungkinan mencoba membunuhnya dan dapat bayaran jutaan dolar melakukannya,” sebutnya.

Saat ini, The Bronze Bomber fokus pada pertarungan berikutnya pada Bulan Oktober versus Robert Helenius. Sementara Fury, menurut informasi, kemungkinan akan ada kesepakatan melawan Anthony Joshua pada 3 Desember.

penulis | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment